5.15.2010

Memoles Penyakit Gila Bersama Raditya Dika " Si Kambing Jantan"

Teman - teman, doakan saya. Saat ini saya sedang melakukan terapi penyakit gila bersama buku2 karyanya Raditya Dika. Memang, saya baru beli dua bukunya Radit, yaitu buku KambingJantan dan.....aduh lupa lagi apa tu judulnya, pokoknya lebih kurang " Tolong, Radit membuat saya Gila" [yang merasa tau judul yang sebenarnya saya harap jangan menertawakan saya...hehe]. Dengan hadirnya dua buku itu saya harap hobi membaca saya bisa kambuh lagi. Setelah tetralogi nya Andrea Hirata, saya memang sudah jarang membeli buku. Walaupun memang rajin baca, tapi cuman ada beberapa buku yang mengena di hati saya [cacam]. Dan mudah2an buku KambingJantan ini bisa merangsang kembali minat baca saya...hehe

Kalian mungkin sudah banyak paham dengan buku2 karyanya si Radit. Jadi saya,gue,gua, aku pikir tak perlu dijelaskan panjang lebar bagaimana gila nya tuh buku. Yang jelas, waktu saya mengunjungi page nya si Radit di FB banyak yang bilang kalau mereka [pembaca] membaca sambil guling2 sama bantal di kasur. Gk tau apaan tu maksudnya....hehe. Penasaran bagaimana rasanya baca buku sambil guling2 di kasur atau bahkan sambil koprol, akhirnya saya rela merelakan uang Rp.50.000 untuk membeli kedua buku itu [uang sendiri lho..bukan hasil minta sama Emak :P ].

Dan, sampai hari ini baru sekitar 20 halaman buku KambingJantan habis saya baca. Lumayan sih....walaupun dibaca waktu mata sudah 5 watt karena seharian bekerja, cukup membuat perut saya sakit karena tertawa, sempat terpikir " Nih orang [radit] dodol sekali yah"...hhahaa.. Lucu pokoknya. Baru 20 halaman. Dicicil aja lah, minggu depan kan mau mudik jadi bisa lebih santai bacanya..hehee


PS : Hari ini Ayah dari seorang teman saya meninggal dunia. Saya harap ia tidak larut dalam duka. Mudah2an arwah almarhum ayahnya mendapatkan tempat yang layak di sisiNya. Amin


1 komentar:

  1. Raditya Dika itu memang anak muda yang sangat menginspirasi sekali ya min. Terimakasih banyak atas informasi yang diberikan ya min.

    BalasHapus

TEMBOK KESOMBONGAN

"We build too many walls and not enough bridges" (Kita terlalu banyak membangun dinding, dan tak cukup banyak membangun jembatan...