2.12.2009

Buah Karmunting

Tulisan ini saya ambil dari http://dusunlaman.net/. Tujuan saya menampilkan tulisan ini adalah biar teman - teman ( khususnya dari daerah yg ada buah karmuntingnya ) bisa mengenal lebih jauh tentang buah karmunting yg dulu waktu masih kecil sering kita cari di hutan2 di dusun kito. Semoga bermanfaat.

Oleh: Syam Asinar Radjam




Bunga-bunga karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) rebak di penghujung kemarau. Padang-padang luas bertanaman semak karamunting dipenuhi warna ungu dengan lima kelopak. Bermunculan sekumpulan lebah, kumbang dan kupu-kupu dengan ragam warna mencari saribunga.

Hingga bunga karamunting satu-satu berlepasan kelopaknya, menjelma menjadi buah berwarna hijau sekeras jambu biji mentah, berukuran sekacang tanah. Menjelang hujan turun di pangkal musim hujan satu-satu buah karamunting berwarna kemerahan. Sampai kemudian musim buah karamunting mencapai puncaknya, buah-buahnya bunting berwarna ungu.

Karamunting adalah sejenis tanaman liar dengan pohon berkayu. Di padang-padang terbuka tingginya hampir serata tinggi orang-orang dewasa. Buahnya yang matang kira-kira tiga per empat buah anggur. Kulitnya seperti beludru, tak licin mengilat, kecuali jika baru tersiram hujan. Di dalamnya berbiji seperti biji anggur, daging seperti anggur, hanya terasa lebih berserat, tak terlalu mengandung air, dan rasanya manis.

Orang-orang memetiknya biasanya sambil pergi ke pemandian-pemandian di sungai. Mereka memenuhi saku baju dengan buah karamunting kemudian berenang sambil mengunyahnya.

Padang karamunting yang cukup luas di Prabumulih salah satunya adalah di sekitar Kalipucuk yang dekat dengan beberapa pemandian yang merupakan aliran sungai Jambat teras.

[Tulisan ini merupakan versi suntingan (edit) dari artikel yang pernah dimuat di blog cikal dusunlaman, 16 Februari 2005]


1 komentar:

  1. Terimakasih banyakk atas informasi yang diberikan ya min. Saya bahkan baru tau ternyata ada juga jenis tanaman yang bernama karamunting ini. Thank you so much

    BalasHapus

TEMBOK KESOMBONGAN

"We build too many walls and not enough bridges" (Kita terlalu banyak membangun dinding, dan tak cukup banyak membangun jembatan...